*** Assalamu'alaikum akhi...ukhti... *** Selamat datang saya ucapkan kepada pengunjung blog saya *** WULAN Alfiaturrahman ***

Selasa, 02 Maret 2010

Jadilah Muslim Yang Kaffah

Oleh : Ustadz Ir. H.Didik Udiyono

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

(Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci).as Shoff ayat 9.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam didalam misinya untuk berjuang menegakkan agama Islam selalu mendapatkan perlawanan dari orang-orang musyrik. Orang musyrik dalam menjalankan kehidupannya selalu memakai standard ganda. Padahal Rosul selalu mengarahkan kepada al khoir (kebaikan). Kriteria untuk menilai sebuah kebaikan akan sangat berbeda dengan standard yang dipakai oleh kaum musyrikin dimana mereka menggunakan standard ganda. Akan tetapi Islam mengarahkan kepada standard baku yang ada dalam al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dalam hal menyikapi sebuah kemenangan Islam seringkali kendalanya datang dari kaum muslimin itu sendiri. Oleh karena itu dengan semakin banyaknya kaum muslimin yang menjalankan agamanya secara totalitas atau kaffah dalam keislamannya maka kemenangan akan kita dapatkan. Tidaklah mudah dalam merebut tegaknya Islam, yang lebih aman bagi kita adalah mencela diri kita sendiri, menilai diri sendiri dan membenahi diri kita sendiri. Tidak boleh berhenti untuk Islam, sampai dalam mengatur ritme bersenang-senang begitu diingatkan oleh Islam. Sebagai contoh : Abu Dzar al Ghifari diingatkan oleh Rosululloh :Iyyakum wattana-um fainna ibadalloh laisa bittana-um (waspadalah dengan bersenang-senang karena hamba Alloh tidak suka dengan banyak bersenang-senang). Dalam hal mengekspresikan pernikahan shahabat, misalnya, menabuh rebana setelah pernikahan itu dilangsungkan sebagai ungkapan rasa gembira. Tidak seperti orang-orang sekarang, banyak orang jawa yang sudah hilang jawanya akibat ketidak tahuannya. Dalam prosesi sebelum pernikahan ada hajatan, doa sebelum pernikahan dilakukan. Ada prsosesi walimah dengan lagu : yen pinyu angrawuhi ing malem resepsi, kakung putri ngagem busono kang edipine, poro putri lenggah jejer urut katon rapi, para priyo lenggahe rada adoh sawatoro, tetapi bagaimana dengan prosesi resepsi sekarang, dimana bapak-bapak selalu makan dan minum dengan standing party?

Sebetulnya para wali dulu sudah berusaha mengajarkan nilai-nilai agama yang dikemas dan dimasukkan kedalam budaya dan tata cara kehidupan masyarakat jawa, namun karena pengaruh budaya luar yang saat ini merambah masyarakat kita maka perlu untuk kita waspadai terutama bagi generasi kita mendatang. Ingat akan nasihat : kali ilang kedunge, wong jawa ilang jawane, pasar ilang kumandange…wong wadon ilang rasa malune. Oleh karena itu marilah kita berusaha menjadi Islam secara menyeluruh atau kaffah bersandar pada al-Qur'an dan as-Sunnah dan marilah kita selalu berdoa memohon perlindungan kepada Alloh agar Alloh memberi petunjuk kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar